Translate

Thursday, February 25, 2016

administrasi kuikulum


assalamualaikum wr. wb. 


 hai semua,pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi nih....

 teman2 tau nggak apa itu administrasi...?

 nah, postingan kali ini saya akan menjelaskan apa itu administrasi? dan administrasi kuikulum?

semoga bermanfaat :D








KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Administrasi Kurikulum” dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Administrasi Pendidikan. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang  telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan selesainya tugas makalah ini, penulis berharap dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang “Administrasi Kurikulum” dimasa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan informasi tentang “Administrasi Kurikulum”.
Dan penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah  ini dimasa yang akan datang.

Padang, 20 Februari 2016


Penulis

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan.Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan.
Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan.Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan dengan perubahan itu.Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu.Karena harus selalu relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dan sebagainya.
            Menurut Tyler (1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntunan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengenbangan Kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar keterampilan, (2) mentransmisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4) membentuk kedisiplinan, (5) mendorong bekerja berkelompok, (6) meningkatkan perilaku etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kurikum ?

2.      Bagaimana proses administrasi kurikulum ?

3.      Bagaimana peran guru dalam administrasi kurikulum ?

C.    Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum.
2.      Untuk mempelajari tentang administrasi kurikulum
3.      Untuk memahami proses dari administrasi kurikulum, dan
4.      Untuk memahami peran guru dalam administrasi kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum

1.      Secara etimologi
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah  raga pada zaman romawi kuno di yunani, yang mengandung pengertian suatu  jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
          Dalam bahasa arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan  kurikulum  pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus tarbiyah  adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam  mewujudkan tujuan-tujuan  pendidikan.
2.      Pengertian kurikulum menurut para ahli
a.       UU No. 20 Tahun 2003 – Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.
b.      Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.
c.       Drs. Cece Wijaya, dkk – Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah.
d.      Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan – Kurikulum ialah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.
e.       Harsono (2005) – Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran yang terencana dari institusi pendidikan nasional.
f.       Prof. Dr. S. Nasution, M. A. – Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
g.      Hamid Hasan (1988) – Berpendapat bahwa konsep kurikulum bisa ditinjau dari 4 sudut yakni:
Ø  Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian;
Ø  Sebagai suatu rencana tertulis, yaitu sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, didalamnya berisi tentang tujuan, bahan ajar, aktifitas belajar, alat-alat atau media, dan waktu pembelajaran;
Ø  Sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yakni dalam bentuk praktek pembelajaran;
Ø  Sebagai suatu hasil, yaitu konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, melalui ketercapaiannya tujuan kurikulum terhadap peserta didik.
h.      Kerr, J.F (1968) – Kurikulum merupakan seluruh pembelajaran yang dirancang dan dilakukakan secara individu maupun kelompok, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
i.        George A. Beaucham (1976) – Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
j.        Murray Print – Menjelaskan bahwa kurikulum ialah ruang pembelajaran yang direncanakan, diberikan secara langsung kepada peserta didik oleh sebuah lembaga pendidikan dan merupakan pengalaman yang bisa dinikmati oleh seluruh peserta didik ketika kurikulum itu diterapkan.
k.      Good V.Carter (1973) – Mengatakan bahwa kurikulum merupakan sekumpulan kursus ataupun urutan pembelajaran yang sistematik.
l.        Inlow (1966) – Kurikulum merupakan suatu usaha menyeluruh yang dirancang secara khusus guna untuk membimbing peserta didik dalam memperoleh hasil belajar dari pembelajaran yang sudah ditetapkan.
m.    Daniel Tanner & Laurel Tanner – Mereka mengemukakan pengertian kurikulum sebagai suatu pengalaman pembelajaran yang terarah, terencana secara sistematis juga tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan & pengalaman serta berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para peserta didik  memiliki motivasi & minat belajar yang tinggi.
n.      Neagley dan Evans (1967) – Mengemukakan kurikulum sebagai sebuah pengalaman yang telah dirancang dari pihak sekolah untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik.
o.      Hilda Taba (1962) – Kurikulum dianggap sebagai a plan of learning yang artinya bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh peserta didik.
p.      Grayson (1978) – Menjelaskan kurikulum sebagai suatu perencanaan dalam memperoleh pengeluaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran yang telah diajarkan.
q.      Crow and Crow – Kurikulum ialah suatu rancangan dalam pengajaran yang tersusun secara sistematis untuk menyelesaikan program dalam memperoleh ijazah.
r.        William B. Ragam & Robert S. Flaming – Kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman peserta didik yang menjadi tanggung jawab pihak sekolah atau lembaga.
s.       David Praff – Kurikulum merupakan seperangkat organisasi dari pendidikan formal / pusat-pusat pelatihan pembelajaran.
t.        Saylor (1958) – Kurikulum ialah keseluruhan usaha pihak sekolah untuk mempengaruhi PBM baik secara langsung didalam kelas, tempat bermain, ataupun di luar sekolah.
u.      Valiga, T & Magel, C – Kurikulum merupakan suatu urutan pengalaman yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir & bertindak para peserta didik.
v.      Donald E. Orlasky, Othanel Smith (1978) & Peter F. Olivva (1982)  – Menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya ialah suatu bentuk perencanaan maupun program dari pengalaman peserta didik  yang diarahkan dan dikembangkan di sekolah.
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1.      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum.
2.      Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata pelajaran.Bagian ini pulalah yang dimasukan dalam silabus.
3.      Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4.      Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di sekolah.

B.     Proses  Adminitrasi Kurikulum

Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut :
1.      Perencanaan Kurikulum
Perencanaan secara umum menurut Sudjana (2000), adalah proses yang sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang terorganisasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam,Mengenai perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan.
·         Prinsip-prinsip Perencanaan Kurikulum
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan manajemen perencanaan kurikulum, yaitu:
a.       Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu
pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
b.      Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung
bekerja sama dengan siswa.
c.       Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.
d.      Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of pupils).
e.       Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan pengalaman
belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar sekolah.
f.       Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang
kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.
g.      Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
h.      Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat
diterima dengan baik)
·         Fungsi Perencanaan Kurikulum
       - Sebagai pedoman atau alat manajemen dalam pelaksanaan proses pembelajaran
      -   Sebagai penggerak roda atau pencipta perubahan pada organisasi
       -   Sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik
2.      Pelaksanaan Kurikulum
Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
a)      konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
b)      bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran.
c)      menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha bersama kelompok.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi :
a)      Penyusunan program pengajaran semesteran/caturwulan
Program pengajaran ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari GBPP pada masing-masing mata pelajaran. Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran ini bertujuan untuk :
1)      Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar mengajar.
2)      Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara bertahap dan tepat.
Di samping itu program pengajaran semester juga berfungsi sebagai :
1)      Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu semester
2)      Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester yaitu :
1)      Mempelajari GBPP mata pelajaran yang dibina
2)      Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa satuan bahasan
3)      Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah dengan melihat kalender pendidi-kan sekolah yang bersangkutan
4)      Mengalokassikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahsan sesuai dengan hari efektif sekolah
5)      Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan
b.      Menyusun persiapan mengajar yang akan dipedomani oleh guru dalam PBM di kelas
Penyusunan persiapan mengajar harus memperhatikan dan mempedomani ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam kurikulum yang digunakan.
c.       Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Guru harus selalu waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan fasilitas serta sumber lain yang mendukung proses belajar mengajar tersebut.
d.      Kegiatan Kurikuler dan Ekstrakurikuler
Untuk pelaksanaan kegiatan kurikuler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 
1.      harus jelas hubungan antar pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan tugas yang diberikan
2.   tugas yang diiberikan tidak menjadi beban yang berlebihan bagi siswa karena di luar kemampuan siswa
3.   pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa harus tertib termasuk penilaian atau pemantauannya
4.   penilaian terhadap hasil tugas siswa secara perorangan diperhitungkan sebagai bahan dalam perhitungan nilai rapor
sedangkan untuk pelaksanaan ekstra kurikuler hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1.      materi kegiatan hendaknya memberikan manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa
2.      sejauh mungkin tidak membebani siswa
3.      memanfaatkan potensi lingkungan
4.      tidak menggangu tugas pokok guru dan siswa

3.      Pengawasaan /    Pengembangan Kurikulum
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni  Pengembangan Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
a)      Pedoman Kurikulum, meliputi:
Ø  Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
Ø  Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
Ø  Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya.
b)      pedoman instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.
Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Ada dua pendekatan dalam pengembangan kurikulum yaitu berbasis pada kabupaten/kota dan berbasis pada sekolah.Pada masing-masing pendekatan mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan-kelebihan pada pendekatan yang berbasis pada kabupaten/kota adalah kesamaan antar sekolah dimungkinkan  sehingga memudahkan koordinasi, memudahkan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas selaku pembina sekolah. Sedangkan kelemahan-kelamahan pada pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kabupaten/kota adalah tidak menutup kemungkinan belum secara tepat menyentuh perbedaan karakteristik antar sekolah, juga sangat dimungkinkan tidak memuaskan pelanggan.
Pendekatan berbasis pada sekolah dalam pengembangan kurikulum memiliki kelebihan-kelebihan di antaranya kurikulum disusun sesuai karakteristik sekolah, dan lebih banyak memberdayakan di level sekolah.Sedangkan kelemahan-kelemahan pada pendekatan tersebut adalah mempersulit pengawasan dan pembinaan oleh pengawas karena keragamannya, mempersulit mutasi siswa karena perbedaan kurikulum antar sekolah.
   Landasan  Pengembangan Kurikulum
            Terdapat tiga landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofi, landasan psikologi, dan landasan sosiologi.Masing-masing landasan sangat berperan dalam langkah pengembangan kurikulum.
a.       Landasan filosofi
Filsafat pada dasarnya adalah suatu pandangan hidup yang ada pada setiap orang. Dengan kata lain bahwa setiap orang mempunyai filsafat dalam arti pandangan hidup pada dirinya. Berkenaan dengan pendidikan, setiap orang mempunyai pandangan tertentu mengenai pendidikan.Berdasarkan pandangan hidup manusia itulah tujuan kurikulum dirumuskan.
Terdapat lima aliran filsafat pendidikan, yaitu filsafat perenialisme, essensialisme, eksistensialisme, progresivisme, dan konstruktivime.  Aliran filsafat perenialisme, essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan model kurikulum subjek-akademis.Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan model kurikulum pendidikan pribadi.Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara selektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
b.      Landasan psikologi
            Terdapat dua landasan psikologi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi belajar (psychology of learning) dan psikologi perkembangan. Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam men-screen tujuan pembelajaran umum/standar kompetensi/sk (tentative general objective) yang sudah dirumuskan untuk merumuskan precise education (kompetensi dasar/kd), dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan psikologi perkembangan lebih berperan dalam pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak.  Pada dasarnya  dua landasan psikologi tersebut sangat diperlukan dalam pengembangan kurikulum yaitu pada langkah  merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi pengalaman belajar.
c.       Landasan sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Dengan kata lain sosiologi berkaitan dengan aspek sosial atau masyarakat.
Sosiolologi mempunyai empat perenan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Empat peranan sosiologi tersebut adalah berperan dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, berperan dalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, berperan dalam penyediaan proses sosial, dan berperan dalam memahami keunikan individu, masyarakat dan daerah.
Dalam merumuskan tujuan kurikulum harus memahami tiga sumber kurikulum yaitu siswa (student), masyarakat (society), dan konten (content).Sumber siswa lebih menekankan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan siswa pada tingkat pendidikan tertentu yang sesuai dengan perkembangan jiwa atau usianya. Sumber masyarakat lebih melihat kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, sedangkan sumber konten adalah berhubungan dengan konten kurikulum yang akan dikembangkan pada tingkat pendidikan yang sesuai. Dengan kata lain landasan sosiologi digunakan dalam pengembangan kurikulum dalam merumuskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan sumber masyarakat (society source) agar kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
4.      Evaluasi Kurikulum
a.       Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah :
a)      Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
b)      Melalui efektivitas kurikulum.
c)      Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan zaman.
b.      Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang:
a)      Data yang harus dikumpulkan
b)      analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.

C.       Peran Guru Dalam Admisnitrasi Kurikulum

Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas.  mencatat peran guru sebagai:
a.       Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).
b.      Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
c.       Developers
Guru berwewenang dalam  mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan  tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
d.      Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
a)      Pengelolaan administratif
b)      Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
c)      Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
d)     Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
e)      Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
f)       Pendekatan kurikulum
g)      Meningkatkan pemahaman konsep diri
h)      Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa













BAB III

PENUTUP

A.       Keimpulan

kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah  raga pada zaman romawi kuno di yunani, yang mengandung pengertian suatu  jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1.      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum.
2.      Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata pelajaran.Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus.
3.      Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4.      Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di sekolah.

B.        Saran

Dengan adanya makalah tentang administrasi kurikulum  mudah-mudahan pembaca bisa memahami dan dapat mengambil manfaat dengan adanya diskusi tentang kurikulum ini.
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kepada Allah penulis menyerahkan diri.


DAFTAR PUSTAKA
         Ahmad, Mufti. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Palembang: Rafah Press
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro.Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Drs.H.Zainy Chalish Hamdy,M.Ed, Dkk Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Penerbit IAIN Press Medan.
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju.
H.M Daryanto, Administrasi Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
M.Ngalim Purwanto.1987.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Kencana
Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen  Pendidikan di Sekolah, Jakarta
: Rineka Cipta
Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media
.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: rajawali Pers.
Sutisna, Oteng. 1987. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
sekian postingan saya kali ini , semoga bermanfaat bagi kita semua.... :D

No comments:

Post a Comment