assalamualaikum wr. wb.
hai semua,pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi nih....
teman2 tau nggak apa itu administrasi...?
nah, postingan kali ini saya akan menjelaskan apa itu administrasi? dan administrasi kuikulum?
semoga bermanfaat :D
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Administrasi
Kurikulum” dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Administrasi Pendidikan. Tak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis
dalam menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang telah
memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan selesainya tugas makalah ini,
penulis berharap dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang “Administrasi Kurikulum” dimasa yang akan
datang dan juga sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan informasi tentang
“Administrasi Kurikulum”.
Dan penulis sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak
Retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini dimasa yang akan datang.
Padang, 20 Februari
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum
merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program
pendidikan.Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan
semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya
memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga
mengarahkan perhatian ke masa depan.
Tujuan
pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan
perubahan.Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan dengan perubahan itu.Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, kurikulum harus disusun secara
strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu.Karena harus selalu
relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus
mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak, perkembangan
ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dan
sebagainya.
Menurut Tyler (1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner
(1984) menyatakan tuntunan masyarakat adalah salah satu dasar dalam
pengenbangan Kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh
fungsi sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar keterampilan, (2) mentransmisikan
budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4) membentuk kedisiplinan, (5)
mendorong bekerja berkelompok, (6) meningkatkan perilaku etik, dan (7) memilih
bakat dan memberi penghargaan prestasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikum ?
2. Bagaimana proses administrasi kurikulum ?
3. Bagaimana peran guru dalam administrasi kurikulum ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis
dengan tujuan :
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan kurikulum.
2. Untuk mempelajari tentang administrasi
kurikulum
3.
Untuk memahami proses dari
administrasi kurikulum, dan
4.
Untuk memahami peran guru dalam
administrasi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
1.
Secara etimologi
Secara etimologis, kurikulum berasal dari
bahasa yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat
berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman
romawi kuno di yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti
jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan
kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus tarbiyah
adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
2.
Pengertian kurikulum menurut para
ahli
a.
UU No. 20 Tahun 2003 – Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan
berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah
tujuan pendidikan nasional.
b.
Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam
bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik
di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah
proses belajar mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik
dan peserta didik.
c.
Drs. Cece Wijaya, dkk – Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi
keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah.
d.
Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan – Kurikulum ialah suatu formulasi pedagogis yang termasuk
paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.
e.
Harsono (2005)
– Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang
diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin berkembang,
sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya sebagai gagasan
pendidikan, namun seluruh program pembelajaran yang terencana dari institusi
pendidikan nasional.
f.
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. – Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan &
tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
g.
Hamid Hasan (1988) – Berpendapat bahwa konsep kurikulum bisa ditinjau dari 4 sudut
yakni:
Ø Kurikulum sebagai suatu ide; yang
dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian;
Ø Sebagai suatu rencana tertulis, yaitu
sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, didalamnya berisi tentang
tujuan, bahan ajar, aktifitas belajar, alat-alat atau media, dan waktu
pembelajaran;
Ø Sebagai suatu kegiatan, merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yakni dalam bentuk
praktek pembelajaran;
Ø Sebagai suatu hasil, yaitu konsekwensi
dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, melalui ketercapaiannya tujuan kurikulum
terhadap peserta didik.
h.
Kerr, J.F (1968)
– Kurikulum merupakan seluruh pembelajaran yang dirancang dan dilakukakan
secara individu maupun kelompok, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
i.
George A. Beaucham (1976) – Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh
mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai
disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
j.
Murray Print
– Menjelaskan bahwa kurikulum ialah ruang pembelajaran yang
direncanakan, diberikan secara langsung kepada peserta didik oleh sebuah
lembaga pendidikan dan merupakan pengalaman yang bisa dinikmati oleh seluruh
peserta didik ketika kurikulum itu diterapkan.
k.
Good V.Carter (1973) – Mengatakan bahwa kurikulum merupakan sekumpulan kursus ataupun
urutan pembelajaran yang sistematik.
l.
Inlow (1966)
– Kurikulum merupakan suatu usaha menyeluruh yang dirancang secara khusus
guna untuk membimbing peserta didik dalam memperoleh hasil belajar dari
pembelajaran yang sudah ditetapkan.
m.
Daniel Tanner & Laurel Tanner – Mereka mengemukakan pengertian kurikulum sebagai suatu pengalaman
pembelajaran yang terarah, terencana secara sistematis juga tersusun melalui
proses rekontruksi pengetahuan & pengalaman serta berada dibawah pengawasan
lembaga pendidikan sehingga para peserta didik memiliki motivasi &
minat belajar yang tinggi.
n.
Neagley dan Evans (1967) – Mengemukakan kurikulum sebagai sebuah pengalaman yang telah
dirancang dari pihak sekolah untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil
belajar yang baik.
o.
Hilda Taba (1962)
– Kurikulum dianggap sebagai a plan of learning yang artinya
bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh
peserta didik.
p.
Grayson (1978)
– Menjelaskan kurikulum sebagai suatu perencanaan dalam memperoleh
pengeluaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran yang telah diajarkan.
q.
Crow and Crow
– Kurikulum ialah suatu rancangan dalam pengajaran yang tersusun secara
sistematis untuk menyelesaikan program dalam memperoleh ijazah.
r.
William B. Ragam & Robert S. Flaming – Kurikulum merupakan keseluruhan
pengalaman peserta didik yang menjadi tanggung jawab pihak sekolah atau
lembaga.
s.
David Praff
– Kurikulum merupakan seperangkat organisasi dari pendidikan formal /
pusat-pusat pelatihan pembelajaran.
t.
Saylor (1958)
– Kurikulum ialah keseluruhan usaha pihak sekolah untuk mempengaruhi PBM
baik secara langsung didalam kelas, tempat bermain, ataupun di luar sekolah.
u.
Valiga, T & Magel, C – Kurikulum merupakan suatu urutan pengalaman yang telah ditetapkan
oleh pihak sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir & bertindak para
peserta didik.
v. Donald E. Orlasky, Othanel Smith
(1978) & Peter F. Olivva (1982) – Menyatakan bahwa kurikulum pada
dasarnya ialah suatu bentuk perencanaan maupun program dari pengalaman peserta
didik yang diarahkan dan dikembangkan di sekolah.
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan
bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita
bentuk melalui kurikulum.
2.
Pengetahuan (knowledge),
informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman
sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata
pelajaran.Bagian ini pulalah yang dimasukan dalam silabus.
3.
Metoda dan cara-cara mengajar yang
dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan
membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4.
Metode dan cara penilain yang
dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan
yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di
sekolah.
B. Proses Adminitrasi Kurikulum
Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Kurikulum
Perencanaan secara umum menurut Sudjana
(2000), adalah proses yang sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan
keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang
terorganisasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Di dalam perencanaan
kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan: Harus
bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan bilamana. Ada yang
mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang
memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau “expert”
dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus
direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai
situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai
kurikulum yang kira-kira seragam,Mengenai perencanaan dimuka atau
“Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan
dimuka dapat dilakukan.
·
Prinsip-prinsip Perencanaan
Kurikulum
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan
dalam kegiatan manajemen perencanaan kurikulum, yaitu:
a.
Perencanaan yang dibuat harus
memberikan kemudahan dan mampu memicu
pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
b.
Perencanaan hendaknya dikembangkan
oleh guru sebagai pihak yang langsung
bekerja sama dengan siswa.
bekerja sama dengan siswa.
c.
Perencanaan harus memungkinkan
para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.
d.
Perencanaan harus memungkinkan
para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan
pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of pupils).
e.
Perencanaan harus menggiatkan para
guru untuk mempertimbangkan pengalaman
belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar sekolah.
belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar sekolah.
f.
Perencanaan harus merupakan
penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang
kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.
kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.
g.
Kurikulum harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga mampu membantu
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
h.
Perencanaan harus realistis,
feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat
diterima dengan baik)
diterima dengan baik)
·
Fungsi
Perencanaan Kurikulum
- Sebagai pedoman atau alat
manajemen dalam pelaksanaan proses pembelajaran
- Sebagai
penggerak roda atau pencipta perubahan pada organisasi
- Sebagai
motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik
2.
Pelaksanaan
Kurikulum
Sebelum kurikulum
benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian
program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban
terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan
mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang
perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang
menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua
mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka
rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa
makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju. Keadaan
itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan individual
ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal
ini harus dilaksanakan.
a)
konsep
kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua murid
menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan
individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada
“realitas” ini.
b)
bahwa
murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan bahwa
pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap kelompok agar
mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran.
c)
menciptakan
jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah
dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua
untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian bersama.
Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf
perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih
menunjang usaha bersama kelompok.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di
sekolah meliputi :
a) Penyusunan
program pengajaran semesteran/caturwulan
Program pengajaran ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari GBPP pada masing-masing mata pelajaran. Tujuan
penyusunan program pengajaran semesteran ini bertujuan untuk :
1) Menjabarkan bahan pelajaran yang
akan disajikan guru dalam proses belajar mengajar.
2) Mengarahkan tugas yang harus
ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara bertahap dan tepat.
Di samping itu program pengajaran semester juga
berfungsi sebagai :
1) Pedoman bagi guru dalam
penyelenggaraan pembelajaran selama satu semester
2) Bahan oleh kepala sekolah dan
pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester
yaitu :
1) Mempelajari GBPP mata pelajaran yang
dibina
2) Mengelompokkan bahan pengajaran yang
tercantum dalam GBPP menjadi beberapa satuan bahasan
3) Menghitung banyaknya minggu efektif
sekolah dengan melihat kalender pendidi-kan sekolah yang bersangkutan
4) Mengalokassikan waktu yang
dibutuhkan untuk setiap satuan bahsan sesuai dengan hari efektif sekolah
5) Mengatur pelaksanaan proses belajar
mengajar sesuai dengan banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia
berdasarkan kalender pendidikan
b. Menyusun
persiapan mengajar yang akan dipedomani oleh guru dalam PBM di kelas
Penyusunan persiapan mengajar harus memperhatikan dan
mempedomani ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam kurikulum yang digunakan.
c. Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar
Guru harus selalu waspada terhadap gangguan yang
mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan fasilitas serta sumber lain yang
mendukung proses belajar mengajar tersebut.
d. Kegiatan
Kurikuler dan Ekstrakurikuler
Untuk pelaksanaan kegiatan kurikuler ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
1. harus jelas hubungan antar pokok
bahasan atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan tugas yang diberikan
2. tugas yang diiberikan tidak menjadi beban yang berlebihan
bagi siswa karena di luar kemampuan siswa
3. pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa
harus tertib termasuk penilaian atau pemantauannya
4. penilaian terhadap hasil tugas siswa secara
perorangan diperhitungkan sebagai bahan dalam perhitungan nilai rapor
sedangkan untuk pelaksanaan ekstra kurikuler hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain :
1. materi kegiatan hendaknya memberikan
manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa
2. sejauh mungkin tidak membebani siswa
3. memanfaatkan potensi lingkungan
4. tidak menggangu tugas pokok guru dan
siswa
3.
Pengawasaan
/ Pengembangan Kurikulum
Dalam Pengembangan Kurikulum
terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan Pedoman Kurikulum dan
Pengembangan Pedoman Instruksional.
a)
Pedoman
Kurikulum, meliputi:
Ø Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan
tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi
atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
Ø Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih
terinci yang diberikan yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan
pengajiannya).
Ø Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau
perbaikan kurikulum mengenai: Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi
bahan dan strategi intruksionalnya.
b) pedoman instruksional
Pedoman Instruksional
diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar
lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran
dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman
kurikulum.
Pendekatan Pengembangan
Kurikulum
Ada dua pendekatan dalam pengembangan
kurikulum yaitu berbasis pada kabupaten/kota dan berbasis pada sekolah.Pada masing-masing pendekatan mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan-kelebihan pada pendekatan yang
berbasis pada kabupaten/kota adalah kesamaan antar sekolah dimungkinkan
sehingga memudahkan koordinasi, memudahkan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan oleh pengawas selaku pembina sekolah. Sedangkan kelemahan-kelamahan
pada pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kabupaten/kota adalah tidak
menutup kemungkinan belum secara tepat menyentuh perbedaan karakteristik antar
sekolah, juga sangat dimungkinkan tidak memuaskan pelanggan.
Pendekatan berbasis pada sekolah dalam
pengembangan kurikulum memiliki kelebihan-kelebihan di antaranya kurikulum
disusun sesuai karakteristik sekolah, dan lebih banyak memberdayakan di level
sekolah.Sedangkan kelemahan-kelemahan pada pendekatan tersebut adalah
mempersulit pengawasan dan pembinaan oleh pengawas karena keragamannya,
mempersulit mutasi siswa karena perbedaan kurikulum antar sekolah.
Landasan
Pengembangan Kurikulum
Terdapat tiga landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofi,
landasan psikologi, dan landasan sosiologi.Masing-masing landasan sangat
berperan dalam langkah pengembangan kurikulum.
a.
Landasan filosofi
Filsafat pada dasarnya adalah suatu pandangan
hidup yang ada pada setiap orang. Dengan kata lain bahwa setiap orang mempunyai
filsafat dalam arti pandangan hidup pada dirinya. Berkenaan dengan pendidikan,
setiap orang mempunyai pandangan tertentu mengenai pendidikan.Berdasarkan
pandangan hidup manusia itulah tujuan kurikulum dirumuskan.
Terdapat lima aliran filsafat pendidikan,
yaitu filsafat perenialisme, essensialisme, eksistensialisme, progresivisme,
dan konstruktivime. Aliran filsafat perenialisme, essensialisme,
eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan
model kurikulum subjek-akademis.Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan
dasar bagi pengembangan model kurikulum pendidikan pribadi.Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum
interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki
kelemahan dan keunggulan tersendiri.Oleh
karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat
cenderung dilakukan secara selektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di indonesia, tampaknya
mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan
lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
b.
Landasan psikologi
Terdapat dua landasan psikologi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,
yaitu psikologi belajar (psychology of learning) dan psikologi perkembangan.
Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam men-screen tujuan
pembelajaran umum/standar kompetensi/sk (tentative general objective) yang sudah
dirumuskan untuk merumuskan precise education (kompetensi dasar/kd), dan
menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum.
Sedangkan psikologi perkembangan lebih berperan dalam pengorganisasian
pengalaman-pengalaman belajar, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada
kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus
sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Pada dasarnya dua landasan
psikologi tersebut sangat diperlukan dalam pengembangan kurikulum yaitu pada
langkah merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi
pengalaman belajar.
c.
Landasan sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi
sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain
dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di
suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Dengan kata lain sosiologi
berkaitan dengan aspek sosial atau masyarakat.
Sosiolologi mempunyai empat perenan yang
sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Empat peranan sosiologi tersebut
adalah berperan dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, berperan
dalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, berperan dalam penyediaan proses
sosial, dan berperan dalam memahami keunikan individu, masyarakat dan daerah.
Dalam merumuskan tujuan kurikulum harus
memahami tiga sumber kurikulum yaitu siswa (student), masyarakat (society), dan
konten (content).Sumber siswa lebih menekankan pada kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan siswa pada tingkat pendidikan tertentu yang sesuai dengan
perkembangan jiwa atau usianya. Sumber masyarakat lebih melihat kepada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,
sedangkan sumber konten adalah berhubungan dengan konten kurikulum yang akan
dikembangkan pada tingkat pendidikan yang sesuai. Dengan kata lain landasan
sosiologi digunakan dalam pengembangan kurikulum dalam merumuskan tujuan
pembelajaran dengan memperhatikan sumber masyarakat (society source) agar
kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
4. Evaluasi Kurikulum
a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam
tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah :
a)
Mengetahui
hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
b)
Melalui
efektivitas kurikulum.
c)
Menentukan
faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa
kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi diadakan
secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan
tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
b.
Desain
Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan
tentang:
a) Data yang harus dikumpulkan
b) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
C. Peran Guru Dalam Admisnitrasi Kurikulum
Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum
tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan
kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Dalam proses
pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. mencatat
peran guru sebagai:
a.
Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru
tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan
target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru dalam
pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun
(sebelum reformasi pendidikan).
b.
Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum
yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
c.
Developers
Guru berwewenang dalam mendesain
kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang
akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus
dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang
kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik,
visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
siswa.
d.
Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai
peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen
kurikulum.
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
a)
Pengelolaan administratif
b)
Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
c)
Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
d)
Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
e)
Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
f)
Pendekatan kurikulum
g)
Meningkatkan pemahaman konsep diri
h)
Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis
dengan siswa
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan
kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu
carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman romawi kuno di
yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai garis finish.Dari definisi di atas dapat kita
simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita
bentuk melalui kurikulum.
2.
Pengetahuan (knowledge),
informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman
sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata
pelajaran.Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus.
3.
Metoda dan cara-cara mengajar yang
dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan
membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4.
Metode dan cara penilain yang
dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan
yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di
sekolah.
B. Saran
Dengan
adanya makalah tentang administrasi kurikulum mudah-mudahan pembaca bisa memahami dan dapat mengambil manfaat
dengan adanya diskusi tentang kurikulum ini.
Penulis menyadari akan kekurangan
makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi
kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah penulis menyerahkan diri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Mufti. 2008. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Palembang: Rafah Press
Ary H. Gunawan, Administrasi
Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”.Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Daryanto. 2010. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Drs.H.Zainy Chalish Hamdy,M.Ed, Dkk Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Penerbit
IAIN Press Medan.
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Mandar Maju.
H.M Daryanto, Administrasi
Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
M.Ngalim
Purwanto.1987.Administrasi
dan Supervisi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prof.Dr.H.Wina
Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta:Kencana
Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: rajawali Pers.
Sutisna, Oteng. 1987. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Angkasa.
sekian postingan saya kali ini , semoga bermanfaat bagi kita semua.... :D
No comments:
Post a Comment